Kadang kala Kita sebagai Orangtua sulit untuk menahan rasa marah pada Anak, terlebih jika mereka sudah rewel dengan berbagai permintaan ini itu. Atau misalnya mereka selalu berisik saat bermain, sementara kia sedang lelah dan ingin beristirahat.
Itulah tantangan bagi kita Orang tua, agar menahan diri untuk tidak sering marah-marah kepada Anak. Sejumlah penelitian telah menunjukan bagaimana pengaruh penting setiap kelakuan orang tua terhadap anak-anak mereka. Karena masa Anak-anak adalah masa yang penuh dengan Perkembangan dan Pertumbuhan.
Dampak Psikologis Anak sering dimarahi.
Menurut play terapist, Dra Mayke S Tedjasaputra Msi, Keseringan memarahi Anak diusia Tumbuh Kembang bisa Berdampak pada Dua hal. Pertama bisa menyebabkan Anak menjadi Pasif, karena akan selalu memilih lebih baik Diam dari pada dimarahi. Dan kedua bisa membuat Anak malah memberikan Respon Melawan. Anak-anak yang sering dimarahi cenderung berfikir bahwa penyebab dia dimarahi adalah karena melakukan kesalahan.
Semakin sering Anak dimarahi, maka semakin kuat Opini pada diri Anak bahwa semua Tindakanya adalah salah, ujung-ujungnya anak akan kehilangan Kepercayaan pada diri sendiri, takut melakukan hal-hal baru dan sebagainya. Anak juga bisa mengalami Trauma jika keseringan kena Marah, apalagi jika kekerasan verbal yang terjadi disertai dengan beberapa julukan yang kasar atau tidak Pantas seperti "Anak Nakal", "Anak Bodoh", "Anak tidak berguna", "Anak Kurangajar", dan julukan negatif-negatif lainya.
Trauma akan menyebabkan Anak Kehilangan Inisiatif untuk mengatasi setiap Permasalahan yang terjadi. Sebuah Penelitian lain yang dipimpin oleh Dr Ming-Te Wang dari university of pittsburgh, yang diterbitkan dalam jurnal Child Development , mendapat kesimpulan bahwa Mendisiplinkan Anak melakui kata-kata juga bisa Mempengaruhi Pertumbuhan mereka. Meskipun Orang tua dekat dengan Anak, ucapan yang kasar dan teriakan yang dilontarkan bisa meningkatkan resiko Depresi dan Perilaku Buruk pada Anak.
Semakin sering Anak dimarahi, maka semakin kuat Opini pada diri Anak bahwa semua Tindakanya adalah salah, ujung-ujungnya anak akan kehilangan Kepercayaan pada diri sendiri, takut melakukan hal-hal baru dan sebagainya. Anak juga bisa mengalami Trauma jika keseringan kena Marah, apalagi jika kekerasan verbal yang terjadi disertai dengan beberapa julukan yang kasar atau tidak Pantas seperti "Anak Nakal", "Anak Bodoh", "Anak tidak berguna", "Anak Kurangajar", dan julukan negatif-negatif lainya.
Trauma akan menyebabkan Anak Kehilangan Inisiatif untuk mengatasi setiap Permasalahan yang terjadi. Sebuah Penelitian lain yang dipimpin oleh Dr Ming-Te Wang dari university of pittsburgh, yang diterbitkan dalam jurnal Child Development , mendapat kesimpulan bahwa Mendisiplinkan Anak melakui kata-kata juga bisa Mempengaruhi Pertumbuhan mereka. Meskipun Orang tua dekat dengan Anak, ucapan yang kasar dan teriakan yang dilontarkan bisa meningkatkan resiko Depresi dan Perilaku Buruk pada Anak.